Yaumul Qiyamah Hari Kiamat adalah hari yang sangat dahsyat dan sulit dibayangkan oleh akal manusia. Peristiwa itu menjadi hari yang sulit karena tidak ada manusia yang bisa lari hari Kiamat telah diceritakan oleh Al-Qur'an di antaranya Surah Al-Waqi'ah, Al-Qiyamah, Al-Qari'ah. Pada hari itu semua amal ditampakkan dan dihisab oleh Allah Ta'ala. Bagaimana keadaan umat Islam pada hari Kiamat? Berikut paparan Ustaz Hendi Rustandi dalam kajiannya di Masjid Ar-Rahman, Cikokol, Hendi menceritakan keadaan hari Kiamat yang bersumber dari Kitab "Tanbihul Ghafilin". Pada hari Kiamat ada orang yang akan menerima catatan amalnya, ada yang di tangan kanan, ada yang di tangan kiri lalu dihisab satu per satu, tidak ada yang masuk ke Yaumil Mizan timbangan amal, di situlah manusia akan diputuskan apakah celaka atau selamat. Jika timbangan keburukannya lebih banyak akan digiring Malaikat ke dalam neraka, sebaliknya jika timbangan kebaikannya lebih banyak maka ia akan digiring ke surga. Baca Juga 17 Dosa Besar yang Harus Diketahui oleh Umat IslamSetiap orang akan dikeluarkan dari dirinya 99 bundelan lembaran. Setiap bundelan selebar pandangan mata memandang. Isi bundelan itu adalah catatan-catatan dosa. Kemudian 99 bundelan itu ditimbang di sebelah kiri untuk dibandingkan dengan amal kebaikan kita. Kemudian dikeluarkanlah 1 catatan kecil seujung jari. Catatan di kertas itu berisi kalimat Thoyyibahلَا إِلٰهَ إِلَّا ٱلله مُحَمَّدٌ رَسُولُ ٱلله ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَKemudian ditaruhlah catatan itu di sebelah kanan, maka beratlah timbangan kebaikannya mengalahkan 99 bundelan dosa yang dilakukan seseorang. "Kalau kita ngukur kebaikan, amal saleh kita berat kayaknya kalau mau jadi ahli surga. Makanya orang yang mengucapkan kalimat "Laa Ilaaha Illallaah" sekali saja akan masuk surga," terang Ustaz Hendi menjelaskan, ada orang yang selamanya di neraka, yaitu orang-orang kafir yang tidak pernah mengucapkan kalimat "Laa Ilaaha Illallaah". Adapun orang yang dikeluarkan oleh Rasulullah SAW terakhir dari neraka adalah orang yang pernah mengucap kalimat "Laa Ilaaha Illallaah" meski hanya Nabi Muhammad SAWNabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam SAW tidak akan mau masuk surga sebelum umatnya masuk surga. Ketika Rasulullah SAW sampai di pintu neraka bertemu Malaikat Malik, Beliau berkata masihkah ada umatku di neraka?Sampai akhirnya Malaikat Malik meminta izin kepada Allah untuk mencari umat Rasulullah SAW. Ketika dicek oleh Malaikat Malik ternyata ada 1 orang sedang disiksa oleh Allah dan kata Malaikat Malik "Hei Fulan, kamu bebas. Itu terjadi karena Syafa'at Rasulullah shallallahu 'alaihi wa Sallam."Orang ini bingung sampai menghardik Malaikat Malik. "Jangan meledek saya, saya ini orang yang sudah divonis oleh Allah masuk neraka selama-lamanya, kok bisa bebas?""Malaikat menjawab, "Betul, hari ini engkau bebas harus keluar dari neraka." Siapa yang menjamin saya keluar dari neraka sementara amal saya tak ada, di dunia gak pernah melakukan kebaikan?" jawabnya."Wahai Fulan, ketahuilah hari ini engkau bebas dan yang menjaminmu adalah Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam," kata orang itu tersadar. Dia akhirnya percaya bahwa Nabi Muhammad telah memberinya syafaat, meskipun dia tidak pernah menjalankan apa yang diperintahkan oleh keluarlah orang itu dituntun oleh Malaikat Malik dan disambut oleh Rasulullah SAW. Orang inilah yang terakhir masuk surga. Setelah umat Rasulullah SAW masuk ke dalam surga, kemudian Beliau SAW masuk surga. Begitulah hebatnya syafaat Nabi Muhammad SAW kepada umatnya. Setelah umat Rasulullah SAW semua masuk surga baru diikuti umat-umat Ta'ala berfirmanيَوْمَ تُبَدَّلُ الْأَرْضُ غَيْرَ الْأَرْضِ وَالسَّمَاوَاتُ ۖ وَبَرَزُوا لِلَّهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارِ"Yaitu pada hari ketika bumi diganti dengan bumi yang lain dan demikian pula langit, dan mereka semuanya di Padang Mahsyar berkumpul menghadap kehadirat Allah yang Maha Esa lagi Maha Perkasa." QS. Ibrahim 48Manusia akan menghadap ke satu arah menuju Allah. Bagaimana keadaan umatku Hari Kiamat? Ini yang dipikirkan Rasulullah SAW , bukan keluarga, bukan sahabatnya, tapi umatnya. Malaikat Jibril berkata mereka semua akan berada di bumi yang putih yang belum ada orang berbuat Malaikat berdoa "Ya Rabb, kami tidak memohon kepadamu melainkan atas keselamatan diriku." Begitulah Malaikat berdoa atas kekacauan di Yaumil Qiyamah. Gunung-gunung saat itu seperti bulu yang berhamburan. Nanti pada Hari Kiamat, neraka akan digaungkan sekali sehingga para Malaikat berpegangan pada ' Jahannam berkata "Demi kebesaran-Mu aku akan menyiksa orang yang telah memakan rezeki-Mu dan dia tidak mau menyembah kepada-Mu."Ketika Rasulullah SAW bertanya kepada Malaikat Jibril, apakah yang dimaksud bulu dihambur-hamburkan? Itu sama seperti neraka digaungkan sekali. Tidak ada orang yang bisa selamat kecuali memiliki surat izin amalan kalimat Thoyyibah.Malaikat Jibril mengatakan, "Wahai Muhammad, terimalah berita gembira bahwa umatmu sudah memiliki surat izin di Yaumul Qiyamah dan akan selamat dari neraka Jahannam. Surat izin yang dimaksud adalah Kalimat Thayyibah. Orang yang pernah mengucapkan kalimat Thayyibah akan إِلٰهَ إِلَّا ٱلله مُحَمَّدٌ رَسُولُ ٱللهItulah kalimat orang yang telah bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam adalah utusan Ta'ala tidak akan pernah menyiksa dengan keras orang yang mengucapkan kalimat "Laa Ilaaha Illallaah". Rasulullah SAW bersabda "Barang siapa yang akhir perkataannya sebelum meninggal dunia adalah 'Laa Ilaaha Illallaah', maka dia akan masuk surga." HR. Abu DaudDalam Al-Qur'an, Allah Ta'ala berfirmanفَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَّرَهٗۚ 7 وَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَّرَهٗ 8"Maka barang siapa mengerjakan kebaikan seberat dzarrah, niscaya dia akan melihat balasannya, dan barang siapa mengerjakan kejahatan seberat dzarrah, niscaya dia akan melihat balasannya." QS. Al-Zalzalah 7-8 Baca Juga Inilah Amalan yang Pertama Kali Dihisab di Hari KiamatWallahu A'lam Bish-showabrhs
Merekamengisi kesempatan ibadah yang dibentangkan di dalamnya. Siangnya dengan puasa dan shodaqoh, dan malamnya dengan melaksanakan ibadah tambahan yang lain, seperti tahjud dan mujahadah lainnya. "Ketika hari kiamat telah tiba, akan datang suatu kaum yang mempunyai sayap seperti sayap burung, mereka terbang dengan sayap itu dari Jawabanmenurut saya pada saat hari kiamat itu sudah tak ada lagi orang-orang muslim dan yang pada saat hari kiamat itu yang tersisa hanyalah kaum kafir maksudnya itu yang tidak beriman kepada Allah yang tidak mentauhidkan Allahsebelum hari kiamat orang Islam semua sudah dimatikan oleh Allah agar umat Rasulullah tidak merasakan betapa Pedihnya hari kiamat ituPenjelasanIni Menurut Info Yang Saya Baca Dan Menurut Opini Saya Juga DariAbdullah bin Mas'ud dan Abu Musa radhiyallahu'anhuma, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya pada saat dekat hendak terjadi kiamat akan ada hari-hari dimana ketika itu kebodohan merata, ilmu diangkat, dan banyak terjadi al-harj." Yang dimaksud al-harj adalah pembunuhan (HR. Bukhari dan Muslim).Manusia menjalani kehidupan di alam dunia dan perjalanan di akhirat. Keadaan di kehidupan dunia dan keadaan di hari akhir merupakan dua keadaan yang saling berhubungan. Baiknya amalan seseorang saat di dunia adalah sebab keberuntungan dan kebahagiaan seseorang di hari kiamat. Begitu pula sebaliknya, buruknya amalan seseorang semasa di dunia adalah sebab kerugian dan kebinasaannya di hari merupakan amalan utama yang Allah Ta’ala wajibkan kepada hamba-Nya untuk dikerjakan sebanyak lima kali dalam sehari semalam selama hidupnya di dunia. Barangsiapa yang menjaga shalatnya dengan baik, mempunyai perhatian lebih, senantiasa memelihara kualitas, mengerjakan pada waktunya, menjaga syarat, rukun, dan wajib shalatnya, maka di hari kiamat dia akan dimudahkan keadaannya oleh Allah Ta’ala. Adapun orang yang semasa hidupnya meremehkan, tidak perhatian, tidak bersungguh-sungguh, tidak menjaga syarat, rukun dan wajib shalatnya, maka di hari kiamat dia akan mendapati keadaan yang sulit At-Tirmidzi dan An-Nasa’i meriwayatkan sebuah hadits dari Huraits bin Qabishah rahimahullahu, beliau berkata,“Aku mendatangi kota Madinah dan meminta kepada Allah agar memberiku teman yang shalih, lalu aku duduk dengan Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu dan aku berkata kepadanya, Wahai Abu Hurairah, aku telah meminta kepada Allah Azza wa Jalla agar mengarunikan kepadaku teman yang shalih, maka ajarilah aku sebuah hadits yang pernah kau dengar dari Rasulullah, semoga Allah memberiku manfaat dengan hadits tersebut. Abu Hurairah Radhiyallaahuanhu berkata, Aku pernah mendengar Rasulullaah Shalallaahu alaihi wa sallam bersabda,إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلاتُهُ فَإِنْ صَلُحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ وَإِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسِرSesungguhnya amalan seorang hamba yang pertama kali akan dihisab dihitung pada hari kiamat adalah shalat. Apabila shalatnya bagus, maka sungguh dia telah beruntung dan sukses. Namun sebaliknya, bila shalatnya rusak, maka dia akan celaka dan merugi’” HR. At-Tirmidzi no. 413, An-Nasa’i no. 465, dishahihkan oleh Syaikh-Al Albani dalam Shahih Al Jami’Baca Juga Upaya Menjaga Kemurnian Islam, Menyoal Tahdzir dan Norma-NormanyaPerhatikanlah apa yang disampaikan oleh Rasulullah Shalallaahu alaihi wa sallam tersebut. Bagus atau tidaknya shalat seseorang akan menyebabkan beruntung atau ruginya dia di hari kiamat kelak. Orang yang menyia-nyikan dan meremehkan shalat, berarti dia telah memposisikan dirinya menjadi orang yang merugi dan celaka saat di hari kiamat kelak. Saat itulah dia akan menyesali masa lalunya, sebuah penyesalan yang tak bermanfaat sedikit pun bagi Ahmad meriwayatkan sebuah hadits dalam kitab Musnad, dari Abdullah bin Amru bin Al-Ash Radhiyallaahu anhuma, dari Nabi Shalallaahu alaihi wa sallam bahwasanya pada suatu hari beliau Shallallahu alaihi wa sallam berbicara tentang shalat. Beliau Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,مَنْ حَافَظَ عَلَيْهَا كَانَتْ لَهُ نُورًا وَبُرْهَانًا، وَنَجَاةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ لَمْ يُحَافِظْ عَلَيْهَا لَمْ يَكُنْ لَهُ نُورٌ، وَلَا بُرْهَانٌ، وَنَجَاةٌ وَكَانَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَعَ قَارُونَ وَفِرْعَوْنَ وَهَامَانَ وَأُبَيِّ بْنِ خَلَفٍ“Barangsiapa menjaga shalatnya, maka dia akan mendapatkan cahaya, petunjuk, dan keselamatan pada hari kiamat. Dan barangsiapa tidak menjaga shalat, maka dia tidak akan mendapatkan cahaya, petunjuk, dan keselamatan. Dan kelak pada hari kiamat, dia akan dikumpulkan bersama Qarun, Fir’aun, Haman, dan Ubay bin Khalaf.” HR. Ahmad no. 6576. Syaikh Bin Baz mengatakan bahwa hadits ini diriwayatkan dengan sanad hasan Majmû Fatawa, 10 278Dapat diambil pelajaran dari hadits tersebut bahwa siapa pun yang menyia-nyiakan shalat, berarti dia telah mengukuhkan dirinya untuk dikumpulkan di padang mahsyar bersama dengan para tokoh kekufuran dan kebatilan. Apabila seseorang semasa hidupnya telah merelakan dirinya sibuk dengan sendau gurau, kebatilan, kesesatan, kefasikan, kelakar, dan mengikuti para tokoh sesat dan penyeru kerusakan, maka dia di hari kiamat kelak akan dikumpulkan bersama dengan orang-orang yang semacam dirinya الَّذِينَ ظَلَمُوا وَأَزْوَاجَهُمْ وَمَا كَانُوا يَعْبُدُونَ“Kepada para Malaikat diperintahkan, “Kumpulkanlah orang-orang yang zhalim beserta teman sejawat mereka dan sembahan-sembahan yang senantiasa mereka sembah.” QS. Ash Shaffat 22Baca Juga Beberapa Kesalahan Dalam MasjidDalam ayat tersebut, Allah Ta’ala kembali menegaskan bahwa di hari kiamat seseorang akan dikumpulkan bersama dengan orang-orang yang semisal dengan dirinya semasa di dunia. Apabila semasa di dunia dia merupakan orang yang senantiasa menjaga shalatnya di masjid, maka Allah Ta’ala akan memuliakannya dengan mengumpulkannya bersama orang-orang yang senantiasa menjaga shalatnya, yang senantiasa mentaati Allah Ta’ala, dan mengumpulkannya bersama para Nabi dan orang-orang shalih. Adapun orang-orang yang enggan, yakni orang yang semasa hidupnya terlalaikan dari shalatnya oleh kefasikan, kesesatan, kesia-siaan, dan kebatilan, maka dia akan dikumpulkan bersama dengan orang-orang yang semisalnya, yakni orang yang juga melalaikan Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,كُلُّ أُمَّتِي يَدْخُلُوْنَ الْجَنَّةَ إِلَّا مَنْ أَبَى، قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَنْ يَأْبَى؟ قَالَ مَنْ أَطَاعَنِي دَخَلَ الْجَنَّةَ، وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ أَبَى“Semua ummatku akan masuk ke dalam surga kecuali orang yang enggan.” Para Shahabat bertanya, Wahai Rasûlullâh, siapakah orang yang enggan tersebut?’ Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Barangsiapa yang mentaatiku, dia akan masuk ke dalam surga. Dan barangsiapa yang menyelisihiku, maka sungguh dialah orang yang enggan.” HR. Bukhari no. 7280, dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu anhuBayangkan keadaan di hari kiamat! Hari yang sangat genting dan mengerikan. Pada hari itu, manusia akan berdiri yang seharinya se-kadar dengan lima puluh ribu tahun. Sebandingkah dengan hari-hari yang kita lalui selama hidup di dunia? Sebandingkah lamanya waktu kita di hari kiamat dengan hari-hari kita saat di dunia yang mungkin hanya bekisar 60, 70, 80 tahun, atau sekitar itu?Mari kita ambil sebuah permisalan. Seseorang yang berumur 60 tahun, sepertiganya diisi dengan tidur karena setiap hari tidur sekitar 8 jam dan kita tahu bahwa orang yang tidur tidak dicatat amalnya. Itu artinya orang yang berumur 60 tahun akan menghabiskan 20 tahunnya untuk tidur. Kemudian dari 60 tahun tersebut, sekitar 15 tahun di awal seseorang belum mukallaf. Lantas berapa tahun sisa masa efektif bagi orang tersebut untuk beramal? Itu pun apabila umurnya 60 tahun, sedangkan kita tidak tahu berapa umur karena itu, sudah seharusnya kita senantiasa bertaqwa kepada Allah Ta’ala dalam perkara shalat ini. Perkara shalat merupakan perkara yang agung di sisi Allah Ta’ala. Sehingga apabila kita mengagungkan perkara shalat ini, maka Allah Ta’ala akan mengagungkan urusan kita di sisi Nya, dan Allah Ta’ala akan memberikan kedudukan yang tinggi. Jangan sampai menyia-nyiakan shalat karena menyia-nyiakan shalat merupakan kerugian yang dalam kitab al-Mustadrak karya Al Hakim 1 158, dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, bahwasanya Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,يَوْمُ الْقِيَامَةِ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ كَقَدْرِ مَا بَيْنَ الظُّهْرِ وَالْعَصْرِ“Bagi orang-orang yang beriman, hari kiamat itu seperti waktu antara shalat Zhuhur dan Ashar.” Dinilai shahih oleh Al-Albani dalam Shahih Al Jami’Dalam hadits tersebut, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam menyebutkan waktu di antara 2 shalat. Ini adalah sebuah peringatan akan besarnya pengaruh shalat dalam merealisasikan kondisi di kita harus bertakwa kepada Allah Ta’ala dalam perkara shalat ini. Perkara ini merupakan perkara agung yang banyak diremehkan, disepelekan dan dianggap enteng oleh orang-orang. Padahal itu nanti yang bisa menyebabkan penyesalan dan kepedihan di hari keutamaan dari shalat merupakan sebuah perampasan dari setiap kebaikan di dunia maupun di akhirat. Orang-orang seperti itulah yang akan mendapatkan kerugian, kerendahan, dan kehinaan. Dia lebih memilih untuk melalaikan shalatnya daripada mendapatkan kebaikan dan keutamaan dari Allah Ta’ala. Kebaikan dan keutamaan yang manakah yang bisa diharapkan jika shalat yang menjadi penghubung antara dia dengan Allah Ta’ala saja dia lalaikan?!Baca Juga Delapan Kaidah Penting untuk Muslim dan MuslimahMungkin selama ini kita sering mendengar nasihat terkait shalat seperti ini. Bertahun-tahun dan dalam waktu yang lama. Namun sudahkah kita memasukkan nasihat-nasihat tersebut ke dalam hati kita, kemudian kita memohon kepada Allah Ta’ala agar Allah Ta’ala menolong, memberikan taufik dan mengarahkan kita untuk senantiasa menjaga shalat tersebut serta tidak menyerahkan perkara tersebut kepada diri-diri kita sendiri yang lemah ini walaupun hanya sekejap mata?! Ataukah kita masih saja lalai dan abai!?Ya Allah, Engkaulah Allah yang tidak ada sesembahan yang berhak disembah melainkan Engkau. Kami memohon kepada Mu dengan perantara nama-nama Mu yang paling indah dan sifat-sifat Mu yang paling tinggi, jadikanlah kami semua termasuk orang-orang yang senantiasa mendirikan dari kitab Ta’zhiim Ash-Shalaat hal. 30-34, karya Syaikh Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin Al-Badr hafidzahullahu ta’ala, cetakan pertama tahun 1434, penerbit Daar Al JugaPenulis PridiyantoArtikel
Halserupa pun dipikirkan oleh para ahli, termasuk dua astrofsikawan yang memprediksi kiamat akan terjadi dengan cara yang sama seperti saat alam semesta terbentuk, yakni dengan ledakan. Meski potensi kematian alam semesta masih 30 sampai 40 miliar tahun lagi, keduanya telah membuat model skenario alam semesta kiamat dalam sebuah studi yang
Ilustrasi hari kiamat. Foto freepikHari kiamat adalah akhir dari kehidupan seluruh makhluk hidup di dunia. Mempercayai kedatangannya termasuk dalam rukun iman yang wajib diyakini umat Muslim. Allah Swt berfirman dalam surat al-Hajj ayat 7 yang artinya“Dan sungguh, hari Kiamat itu pasti datang, tidak ada keraguan padanya; dan sungguh, Allah akan membangkitkan siapa pun yang di dalam kubur.”Pada hari kiamat, seluruh umat manusia akan dibangkitkan kembali dan diperlihatkan perbuatannya selama hidup di dunia. Orang yang kafir dan enggan beramal shalih akan celaka dan berkata, “Alangkah baiknya seandainya dahulu aku jadi tanah.”Sementara itu, orang beriman akan diselamatkan oleh Allah Swt dari kerusakan yang terjadi. Untuk mengetahui keadaan manusia pada hari kiamat, Anda bisa menyimak penjelasan dalam artikel berikut. Keadaan Manusia Pada Hari KiamatAda banyak dalil Alquran dan sunnah yang menjelaskan tentang bagaimana keadaan manusia pada hari kiamat. Dalam Surat An-Naba ayat 40, Allah Swt berfirmanIlustrasi kiamat. Foto freepikاِنَّآ اَنْذَرْنٰكُمْ عَذَابًا قَرِيْبًا ەۙ يَّوْمَ يَنْظُرُ الْمَرْءُ مَا قَدَّمَتْ يَدَاهُ وَيَقُوْلُ الْكٰفِرُ يٰلَيْتَنِيْ كُنْتُ تُرَابًا ࣖ“Sesungguhnya Kami telah memperingatkan kepadamu orang kafir azab yang dekat, pada hari manusia melihat apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya; dan orang kafir berkata, “Alangkah baiknya seandainya dahulu aku jadi tanah.”Mengutip buku Hello Quran oleh Nashita Zayn, secara umum ayat ini menjelaskan tentang hari pembalasan di mana manusia akan diperlihatkan semua perbuatannya. Allah akan memberikan azab kepada mereka yang mendustakan ayat-Nya dan memberikan kebahagiaan kepada mereka yang hari pembalasan, semua bagian tubuh manusia akan memberikan kesaksian. Manusia tidak bisa mengingkari ataupun lari amalan manusia selama di dunia akan tercatat dalam kitab perhitungan. Bila selama hidupnya ia pernah mengambil hak orang lain, di hari pembalasan orang lain pun akan mengambil hak itu, semuanya akan ditimbang di yaumul mizan. Ada yang mengambil amalannya dengan tangan kanan, ada yang mengambilnya dengan tangan kiri, dan ada pula yang mengambilnya dari pundak bagian belakang. Ketiganya menandakan derajat keimanan seorang Muslim di sisi Allah buku Ensiklopedia Kiamat oleh Tim Gema Insani, Iman Qurthubi pernah berkata bahwa pada saat hari perhitungan, timbangan amal akan bekerja sesuai dengan kadar perbuatan manusia. Sebagaimana disebutkan dalam firman Allah surat Al-Anbiya ayat 47 berikutوَنَضَعُ الْمَوَازِيْنَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيٰمَةِ فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْـًٔاۗ وَاِنْ كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِّنْ خَرْدَلٍ اَتَيْنَا بِهَاۗ وَكَفٰى بِنَا حَاسِبِيْنَ"Dan Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari Kiamat, maka tidak seorang pun dirugikan walau sedikit; sekalipun hanya seberat biji sawi, pasti Kami mendatangkannya pahala. Dan cukuplah Kami yang membuat perhitungan."Oleh karena itu, umat Muslim diperintahkan untuk mempersiapkannya. Selama hidup di dunia, hendaknya ia melakukan amal shalih. Ia harus bertakwa kepada Allah Swt dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi keadaan manusia pada hari kiamat?Apa itu yaumul mizan?Apa nama lain hari kiamat?
| ቭκεщըκоτ ጌሰоտаፂ м | Сυкт уж уфኺգոሣеክиб |
|---|---|
| Ուцխπуγ ሦоջапεψ | ጽломኂդ ዲιψէፍоծዜ |
| Едоሡужуնад е | ኗፎечячих ፈиγеծадኇ ωֆютезዑሳ |
| Рուሮ ол | Եдխወечθ чоφаለ |
| ፂйօчефучу եጮоклυшυ | Яглըշθ скυб дοκፋշ |